Diskusi AP5I dan SCI Terkait Antibiotik – 12 Agustus 2025
Saat ini industri udang Indonesia menghadapi beberapa isu penting antara lain, penyakit udang di hatchery dan tambak yang belum tuntas, selanjutnya isu produk udang tercemar oleh antibiotik kembali terulang dengan adanya laporan kontainer udang yang diekspor tujuan ke Amerika Serikat telah tercemar antibiotik. Konsekuensinya, produk mesti dikembalikan ataupun harus dimusnahkan. Kondisi ini mengancam keberlanjutan industri udang Indonesia yang selama ini menjadi andalan devisa Indonesia dari sektor kelautan dan perikanan. Terkait dengan isu yang beredar mengenai antibiotik saat ini, AP5I dan SCI melakukan diskusi untuk berkoordinasi dari hulu dan hilir untuk menjamin mutu udang dari Indonesia bebas dari antibiotik. Dari diskusi ini baik AP5I dan SCI sepakat untuk meminta dukungan dari Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan Perikanan. Diharapkan Pemerintah perlu memperketat regulasi penggunaan antibiotik dalam budidaya udang dengan melarang jenis antibiotik tertentu dan menetapkan dosis yang diperbolehkan. Selain itu, pengawasan berkala harus dilakukan untuk memastikan kepatuhan petambak terhadap peraturan. SCI akan melakukan edukasi ke anggotanya agar tidak mentolerir penggunaan antibiotik mulai di hatchery, usaha pembesaran di tambak dan pengangkutan udang. Sedangkan AP5I mewajibkan anggotanya melakukan pengujian terhadap udang yang masuk ke pabriknya, dan bila terbukti positif antibiotik harus diberi sanksi untuk tidak diterima. Ini bertujuan memberi efek jera terutama yang dengan sengaja menggunakan. Sertifikasi seperti HACCP ( Hazard Analysis and Critical Control Point ) dan BAP ( Best Aquaculture Practices ) dapat membantu meningkatkan kualitas produk udang. Sistem ini memastikan bahwa setiap tahap produksi, mulai dari pembenihan hingga panen, memenuhi standar keamanan pangan. Diharapkan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP memperketat proses urusan penerbitan sertifikat mutu ekspor udang, karena lembaga ini menjadi benteng terakhir berkaitan mutu udang yang akan diekspor.
