Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi 2022 Kinerja Sektor PDS PKP – 8 Desember 2021

Menyusul DJPB KKP yang sudah mengadakan Konferensi Pers, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ( PDSPKP ) Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan Konferensi Pers “ Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi 2022 Kinerja Sub Sektor Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ” dengan narasumber Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan – Artati Widiarti, Direktur Usaha dan Investasi – Catur Sarwanto, Direktur Logistik – Innes Rahmania, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu – Trisna Ningsih, Direktur Pemasaran – Machmud, dan Kepala BBP3KP.   KKP berkomitmen untuk memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan serta meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ( PDSPKP ) – Artati Widiarti mengungkapkan, selama 2021, penguatan ketahanan ekonomi terlihat dari peningkatan ekspor komoditas kelautan dan perikanan. Sejak Januari – Oktober 2021 nilai ekspor produk perikanan mencapai USD4,56 miliar atau naik 6,6% dibanding periode yang sama tahun 2020. Pada periode tersebut nilai impor mencapai USD 408 juta, sehingga neraca perdagangan mengalami surplus USD4,15 miliar atau meningkat 5,8% dibanding periode yang sama tahun 2020. Angka tersebut dihasilkan dari komoditas ekspor utama yakni Udang ( 40% ), Tuna-Cakalang-Tongkol ( 13%  ), Rajungan-Kepiting (11% ), Cumi-Sotong-Gurita (  10%), dan Rumput Laut ( 6% ). Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat ( 45% ), Tiongkok ( 15% ), Jepang ( 11% ), ASEAN ( 9% ), dan Uni Eropa ( 6% ). Diperkirakan nilai ekspor produk perikanan tahun 2021 sebesar USD 5,45 miliar. Kemudian dari sisi pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan, Ditjen PDSPKP melaksanakan program Klaster Daya Saing ( KDS ) atau hilirisasi industri udang. Program ini memuat fasilitasi akses pembiayaan melalui KUR, kemitraan usaha antara tambak koperasi dengan penyedia saprokan, mempertahankan mutu paska panen dan distribusi yang handal dan efisien, fasilitasi bantuan Pemerintah berupa sarana paska panen, pembinaan mutu pada penanganan hasil fasilitasi sistem rantai dingin. Hasil dari KDS telah mampu mendongkrak produksi usaha Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Kalimantan Barat yang semula 12 ton/tahun menjadi 132 ton/tahun dalam kurun waktu 2 tahun. Dalam kinerjanya PDSPKP juga mendorong ke peningkatan ekspor dan perluasan pasar dalam negeri, kemitraan usaha antara tambak koperasi dengan UPI sebagai off-taker dan fasilitasi bussines matching hingga edukasi ekspor. Selain KDS, terdapat Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) untuk pengembangan wilayah dan mengurangi kesenjangan. Selama periode Januari-September 2021, penyerapan KUR melesat 69,3% dengan pertumbuhan jumlah debitur sebesar 58,5% serta pertumbuhan berdasarkan bidang usaha dibanding periode yang sama tahun 2020. Dibidang budidaya terdapat peningkatan 64,4%, pengolahan dan pemasaran meningkat 94,03%, penangkapan meningkat 50,5%, jasa perikanan meningkat 57,4%. Total dana yang akan disalurkan melalui KUR diperkirakan mencapai Rp 8 triliun di akhir tahun 2021. Program lain yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan ialah dukungan Ditjen PDSPKP pada kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN ). Adapun bantuan yang disalurkan berupa penyediaan sarana dan prasarana gudang beku/penyimpanan ikan. Koperasi/kelompok penerima bantuan rata-rata mendapatkan efisiensi biaya operasional penyimpanan hasil perikanan sebesar 30% – 40% setelah menerima bantuan sarana gudang beku portabel. Bahkan, harga jual produk terjangkau, mutu lebih terjaga, dan omzet meningkat. Selain kegiatan tersebut, Ditjen PDSPKP juga mendorong pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu ( SKPT ) Biak dan Mimika. Hasilnya, terdapat peningkatan volume produksi tahun 2016 – 2020 sebesar 47,8% di SKPT Biak dan 42,72% di SKPT Mimika. Dampak positif lainnya, adanya keterlibatan Orang Asli Papua ( OAP ) dalam kegiatan usaha di kedua SKPT tersebut. Bahkan, kedua SKPT ini juga telah melakukan ekspor seperti SKPT Biak pada 28 Agustus 2021 lalu sukses melakukan ekspor perdana produk perikanan berupa tuna loin dan kepiting ke Singapura. Terkini, Rabu 8 Desember 2021 di SKPT Mimika melaksanakan ekspor perdana oleh PT. Bartuh Langgeng Abadi dengan komoditas udang laut ke Jepang sebanyak 11,3 ton. Kedua SKPT ini bisa kita bilang from zero to hero. Kemudian dari sisi pemasaran, PDSPKP melakukan penguatan brand Indonesia Seafood. Dari sekian kegiatan tersebut, PDSPKP mengaku siap untuk menyukseskan terobosan KKP terkait hilirisasi perikanan tangkap dan budidaya secara kolaboratif, integratif, partisipatif dan mempromosikan kemudahan berusaha menuju KKP rebound. PDSPKP pun adaptif dan responsif terhadap ekosistem usaha baru seperti fasilitasi startup milenial, inovasi dan diversifikasi produk, penerapan masif GMP/SSOP, penguatan logistik dan rantai pasok serta digitalisasi dan hybrid marketing. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan – Sakti Wahyu Trenggono mendorong agar pelaku usaha perikanan Indonesia untuk bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Dia pun meminta Ditjen PDSPKP melakukan profiling terhadap pasar perikanan dunia, yang dapat digunakan sebagai acuan bagi para pelaku usaha untuk melakukan inovasi produk dan pengembangan pasar

Tinggalkan Balasan