Pertemuan Ke 4 ASEAN Tuna Task Force – 20 September 2022

Dalam rangka implementasi MoU of Understanding on ASEAN Cooperation in Agriculture and Forest Product Promotion Scheme, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadakan pertemuan ke-4 ASEAN Tuna Task Force yang diikuti oleh perwakilan dari negara Indonesia sebagi tuan rumah, Philippines, Malaysia, Myanmar, Cambodia, Thailand, dan Vietnam.  Pertemuan ini membahas tiga isu penting di negara-negara ASEAN, yaitu, pertemuan ASEAN Task Force on Tuna Fisheries ( ATF ), pembahasan policy paper ASEAN Tuna Ecolabelling ( ATEL ), dan review kerja sama Strategic Plan of Action. Ikan tuna sebagai salah satu komoditas perikanan laut andalan, kini memperoleh perhatian khusus dari negara-negara ASEAN. Sekarang tantangan dari industri tuna di dunia itu sangat besar sekali. Belum lagi misalnya kampanye hitam mengaitkan bahwa penangkapan tuna di Asia Tenggara itu banyak membantai mamalia atau dolphin. Selain kerjasama regional, masing-masing anggota ASEAN juga telah memiliki kerjasama bilateral. Misalnya, antara Indnesia dan Malaysia yang memiliki kesepakatan dalam pengamanan kawasan laut untuk mengurangi pencurian ikan. Kawasan ASEAN adalah produsen tuna terbesar di dunia. Namun karena belum adanya koordinasi antarnegara yang terbangun dengan baik, banyak persoalan masih dihadapi, seperti hambatan tarif dan tuntutan peraturan di negara tujuan ekspor yang terlalu tinggi. Kerja sama ini tidak hanya pada tataran pemerintah, tetapi juga harus menyentuh kepentingan para nelayan kecil penangkap tuna. Ekspor tuna-cakalang-tongkol sebesar USD 417,10 juta untuk semester pertama di tahun 2022, kontribusinya terhadap ekspor 13,64 persen atau meningkat 24,65 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tinggalkan Balasan